Cuaca panas yang terjadi minggu-minggu ini tidak hanya melanda Indonesia tapi juga melanda Amerika Serikat. Bahkan parahnya, cuaca panas ini memakan korban di sana. Sudah dua minggu gelombang panas memanggang Amerika Serikat, terutama di bagian pusat dan timur. Sebanyak 46 orang tewas akibat cuaca panas meskipun suhu mulai menurun di beberapa negara bagian.
Dilaporkan MSNBC, Sabtu 7 Juli 2012, angka kematian tertinggi ada di negara bagian Virginia, Maryland dan Illinois dengan jumlah korban berturut-turut 10, 9, dan 6 tewas. Sebagian besar korban berusia 45 hingga 83 tahun, sementara tiga korban masih berusia anak-anak.
Penduduk menderita, apalagi pasokan listrik juga masih terputus. Yang bisa mereka lakukan hanya mendinginkan badan dengan main air, pergi ke mal, atau tidur walau tidak nyenyak.
Sektor agrikultural juga sama menderitanya. "Sebanyak 80 sapi saya mati Kamis lalu karena tidak kuat menahan panas," kata Dean Hines, pemilik peternakan di Wisconsin. Setiap malam, Hines menggunakan kipas angin untuk mendinginkan sapi-sapinya.
Sementara itu, negara bagian Washington DC memecahkan rekor suhu tertinggi dengan suhu 41 derajat Celsius, kurang lebih sama dengan Louisville dan Kentucky. Di belakangnya, menyusul Pittsburgh dengan suhu 39 derajat celsius.
Sejak 25 Juni hingga 1 Juli, hampir 2.200 rekor panas terpecahkan oleh gelombang panas. Cuaca panas yang mulai memanggang timur AS sejak akhir bulan lalu mengakibatkan angin kencang yang kemudian merobohkan tiang listrik di berbagai wilayah sehingga listrik padam.
Sumber : dunia.news.viva.co.id