4 Apr 2012

Banyak mitos menyesatkan tentang penyakit mata yang tak jarang menjerumuskan pasien. Mengobati sendiri penyakit mata tak selalu aman dan perlu diwaspadai, karena tidak semua kelainan dan penyakit mata sama obatnya. 

1. Penyakit mata merah disebabkan oleh debu 
Tidak selalu benar. Lebih sering mata merah disebabkan oleh bibit penyakit. Kita mencurigai mata merah sebagai infeksi jika terjadi dalam musim-musim tertentu saat banyak orang yang terkena mata merah. 
Namun, bisa juga mata merah disebabkan oleh debu. Debu, pasir, kotoran, sabun mandi, dapat menimbulkan mata merah. Namun perlu dibedakan dengan mata merah sebab infeksi. 

Pada mata merah infeksi, selain gatal, rasa tidak enak mengganjal seperti ada pasir, banyak mengeluarkan airmata, dan merahnya mata semakin hari semakin bertambah. Mungkin disertai pembengkakan kelopak mata, dan waktu bangun tidur mata rapat, banyak kotoran mata (belekan). 



Mata merah sebab debu biasanya tidak belekan, jarang membengkak, dan merahnya semakin hari cenderung semakin pudar dan bisa mereda sendiri. Mata merah infeksi sukar menyembuh sendiri tanpa obat. Penyakit infeksi mata bisa saja tidak harus menimbulkan mata merah. Orang-orang menyebutnya penyakit infeksi mata putih. Yang merah bagian dalam kelopak matanya (conjunctiva palpebra), bukan putih matanya. Penyebabnya juga infeksi bibit pernyakit, mulai dari virus, kuman, sampai jamur. 

2. Bintitan sebab sering mengintip 
Tidak benar. Bukan sebab sering mengintip orang jadi bintitan. Ini juga tergolong infeksi mata. Bedanya dengan penyakit mata merah, bibit penyakitnya bersarang bukan di bola mata atau selaput lendir kelopak mata, melainkan di kelenjar-kelenjar yang ada di kelopak mata.

Kita tahu di kelopak mata terdapat beberapa kelenjar, seperti kelenjar airmata, kelenjar minyak pembasah bulu mata. Jika kelenjar ini dimasuki bibit penyakit, maka akan terbentuk bisul. Bisul kelenjar ini yang menimbulkan penyakit bintit (hordeolum). 

Bintit tidak boleh dibiarkan berlama-lama tanpa pengobatan. Kenapa? Oleh karena jika bisulnya sudah telanjur membatu, sukar mengempis kembali kendati diobati. Terlambat mengobati bintit, memerlukan tindakan operasi untuk membuang batu bisulnya. 

3. Penyakit rabun jauh dapat diobati dengan banyak makan wortel 
Salah. Kita tahu, penyakit rabun jauh disebabkan oleh tidak tepatnya bayangan jatuh pada retina (layar bola mata). Pada kelainan mata myopia begini, bayangan yang kita lihat jatuhnya di depan retina. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kelainan kornea (hitam mata), gangguan lensa, atau sumbu bola mata. 

Bola mata yang kelewat besar (seperti anak-anak sekarang), menjadikan sumbu bola mata lebih panjang dari normal. Itu yang membuat bayangan yang kita lihat selalu jatuh di depan retina, sehingga bayangan tidak tampak jelas, melainkan samar-samar ketika sedang melihat jauh. Tidak soal ketika melihat dekat. 

Wortel dan sumber vitamin A lainnya bermanfaat untuk sel-sel di layar retina (bagian belakang bola mata), tempat bayangan yang kita lihat ditangkap lalu dikirimkan ke otak untuk ditafsirkan. 

Sel-sel retina, selain untuk menangkap penglihatan terang-gelap, juga untuk warna. Jika penyebab kelainan mata adalah gangguan sel-sel saraf retina, masuk akal wortel bisa membantu. Namun, rabun jauh lebih sering disebabkan oleh berubahnya sumbu bola mata. Sebagian sebab keturunan.

Kelainan sumbu bola mata hanya mungkin dinormalkan dengan mengoreksi sumbu bola mata yang kelewat panjang, agar bayangan tepat jatuh di retina. 

Caranya dengan memberi lensa pembantu (lensa minus) sebesar yang memberikan hasil bayangan yang kita lihat menjadi tepat jatuh di retina. 

4. Tidak semua orang dalam hidupnya perlu berkacamata 
Juga tidak benar. Orang yang matanya sehat dan normal pun setelah berumur lewat 40 tahun, akan memerlukan kacamata baca untuk rabun dekat (presbyopia). Rabun dekat bukan penyakit, melainkan bagian dari proses menua. Suka tidak suka, setiap orang akan mengalami rabun dekat. Untuk itu perlu dibantu dengan kacamata baca (lensa positif). Semakin bertambah tua, semakin besar kacamata baca yang diperlukan, agar pada jarak baca sehat (33 cm) orang bisa jelas membaca. 

5. Rabun senja dapat dikoreksi dengan memakai kacamata 
Keliru. Penyakit rabun senja, yaitu mereka yang terganggu melihat gelap (setelah matahari terbenam), tidak bisa dikoreksi dengan kacamata. Penyakit rabun senja terjadi jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina terganggu. Ini umumnya terjadi sebab kekurangan vitamin A untuk waktu lama. Anak kurang gizi, yang umumnya kurang makan sumber vitamin A yang banyak dalam ikan, susu, sayur-mayur, dan buah, banyak mengidap rabun senja. Maka, cara koreksinya bukan dengan kacamata, melainkan dengan memberi ekstra vitamin A dosis tinggi.