Nokia kini menghadapi perjuangan untuk pasar utama di
Amerika Serikat. Nokia yang pernah dominasi kini layu mencapai
hanya 1 persen pada pasar smartphone. AT & T telah menjual Lumia
900 dalam dua minggu dan mengatakan permintaan awal telah
menguat.
Para pihak operator mengatakan ponsel nokia yang ramping dan
berwarna neon ini terlalu mahal untuk produk yang tidak inovatif.
Ponsel ini disebutkan memiliki kekurangan pada strategi pemasaran
dan masalah pada gambar yang disebabkan oleh gangguan pada
baterai dan software pada model awalnya.
Pihak yang skeptis menganggap pertaruhan besar Nokia yang dibuat
setahun yang lalu dengan menempatkan software Microsoft Windows
Phone pada smartphone ini terlalu jauh untuk mengembalikan modal
dengan keuntungan.
"Tidak ada yang datang ke toko dan meminta Windows Phone," ujar
seorang eksekutif yang bertanggung jawab atas perangkat mobile di
operator Eropa yang telah menjual Lumia 800 dan 710 sejak
Desember tahun lalu.
Nokia berusaha mengejar setelah smartphone sebelumnya tidak
berhasil dan merusak citra pada pasar premium.
"Nokia telah menerima tantangan ganda: untuk mengembalikan
kredibilitas mereka dalam pembuatan perangkat keras smartphone
dan berhasil dengan sistem operasi Microsoft Windows, yang
tertinggal di pasaran," ujar eksekutif itu.
Menurut dia, perangkat lunak Microsoft bekerja dengan baik dengan PC dan memungkinkan Anda "untuk melakukan berbagai hal menarik"kendati sedikit konsumen mengetahui hal ini.
"Jika Lumia dengan hardware yang sama datang dengan Android di dalamnya dan bukan Windows, akan lebih mudah untuk menjualnya," ujar eksekutif operator tersebut.
Perusahaan layanan investasi, Moody memangkas rating kredit Nokia
untuk satu tingkat pada hari Senin setelah perusahaan itu
mencatat kerugian untuk kuartal pertama dan kedua. Standard & Poor mengumumkan penurunan peringkat yang sama pada Maret. Bahkan, saham Nokia turun di bawah 3 euro, level terendah selama 15 tahun.
Perangkat Alternatif
Operator ingin alternatif untuk Apple dan Android. Tidak hanya untuk menawarkan pelanggan lebih banyak pilihan, tapi juga memberikan posisi tawar yang lebih kuat dengan produsen ponsel.
Menurut peneliti pasar Gartner dan PBernstein Research, operator Amerika Serikat membeli sekitar 90 persen dari ponsel, sementara
Eropa membeli 50-70 persen. Operator kemudian menjualnya dengan
harga diskon dan mendapatkan kembali uang melalui kontrak 1-2
tahun.
"Hal ini bagus untuk operator jika dapat mengurangi dominasi
Apple," kata juru bicara operator telekomunikasi lain yang meminta tidak disebutkan namanya.
Nokia mencoba memanfaatkan kedekatan hubungannya dengan operator dan mengeksploitasi kejengkelan mereka dengan dominasi Apple dan layanan haus bandwidth Google seperti YouTube dengan harapan akan mendorong penjualan ponsel mereka di pasaran.
Toko France Telecom di Paris, Perancis, model Lumia tidak ditampilkan secara jelas dan petugas penjualan dengan cepat untuk menawarkan konsumen iPhone lebih dulu. Dia kemudian menawarkan berbagai smartphone Android buatan Samsung dan HTC.
Reaksi Beragam
Beberapa ulasan Lumia di blog teknologi beragam. Beberapa menyukai tampilan cerdas yang terinspirasi desain Windows, sementara yang lain menunjukkan rendahnya kualitas layar dan baterai. Bahkan, beberapa pengulas telah menyarankan pengguna harus membuang iPhone atau Android untuk membeli Nokia baru.
Membuat pelanggan beralih ke ponsel ini lebih sulit dalam persoalan ekonomis aplikasi. Pengguna membeli permainan, media publikasi, dan video di ponsel dan tidak ingin kehilangan dengan beralih sistem.
Pekan lalu, Nokia mengumumkan keuntungan dengan jatuh dalam waktu singkat dari perkiraan analis. Nokia mengatakan mereka telah
menjual lebih dari 2 juta smartphone Lumia pada kuartal yang
berakhir pada Maret. Jumlah ini naik 1 juta pada bulan November
hingga Januari. Analis memperkirakan penjualan sebanyak 3 juta.
Apple menjual 37 juta iPhone pada kuartal terakhir 2011. Samsung
telah menjual lebih dari 40 juta smartphone seri Galaxy sejak
mulai dijual pada Juni 2010.
23 Apr 2012